BURUNG BURUNG TANGGUH PAMURBAYA 

Penulis : Pak Sek

Terik matahari terasa sangat bersahabat bagi sekelompok burung liar di pesisir Pamurbaya. Bergerombol berjalan untuk terus mencari makan. Burung-burung yang secara fisik tidak terlalu besar dengan kaki-kaki lincahnya mematuk-matuk makanan yang ditemui. Mencari sumber makanan di tanah berlumpur dan di perairan dangkal tepi pantai hingga sore menjemput senja. 

Ya.. itulah sebagian kelompok burung di Pamurbaya atau “Pantai Timur Surabaya”. Kawasan pesisir timur Kota Surabaya yang memang menjadi habitat burung pantai (shorebird atau wader) . Kawasan ini juga menjadi salah satu dari 13.000 Important Bird Area (IBA) yang ditetapkan oleh BirdLife International. Apa istimewanya kawasan ini sehingga menjadi bagian dari kawasan konservasi burung dunia?. Tentu saja aspek biodiversitas, geografi, habitat dan parameter lain yang memenuhi syarat konservasi tersebut. 

Lalu, apa istimewanya dari burung-burung pantai ini? Benar sekali!  Inilah burung tangguh, burung-burung yang mampu melakukan perjalanan dari belahan bumi utara di Alaska, Siberia, dan Rusia menjelajah ke bagian selatan bumi hingga Australia dan sekitarnya. Mereka mampu terbang berbulan-bulan mengarungi samudra luas yang penuh tantangan alam. Bahkan beberapa jenis burung, mampu terbang selama 10 bulan tanpa pendaratan sambil menangkap serangga, makan sekaligus kawin di udara. Burung-burung yang di bekali kemampuan luar biasa dalam mengenali posisi bumi.

Kemampuan navigasi biologis dengan memanfaatkan perbedaan temperatur dari posisi matahari dan magnet bumi. Kemampuan yang menjadikan penjelajah hebat dan terbaik. Sayap panjang dan sempit yang aerodinamis dengan kaki pendek ringan merupakan adaptasi untuk menaklukan perjalanan panjangnya. Spesies burung penjelajah tertentu mampu berumur hingga 20 tahun dan menempuh penjelajahan hingga 3 juta kilometer selama hidupnya. Sebuah ketangguhan dan atraksi perjuangan yang luar biasa untuk tetap bertahan dari ganasnya alam liar. Itulah sebagian dari burung migran yang singgah di Pamurbaya, yang mencapai 80 spesies.

Setiap Bulan September – April, mereka meninggalkan sementara belahan bumi utara saat mengalami musim dingin ekstrim. Bermigrasi ke belahan bumi selatan yang lebih hangat dan banyak makanan serta berkembangbiak. Dan sebaliknya Bulan Mei – Oktober mereka akan melakukan perjalanan ke belahan bumi utara yang lebih hangat  dan singgah, salah satunya di Pamurbaya untuk mencari makanan sebagai bekal energi.

Ya.. ketangguhan, naluri dan adaptasi yang tergambar dari burung-burung migran untuk tidak sekedar bertahan hidup namun juga berkembang biak dengan baik.  Demikian cerita burung-burung migran Pamurbaya  yang dikutip dari literasi para ahli dan peneliti. 

Burung migran Pamurbaya

Cerita burung migran Pamurbaya tadi bisa jadi memberikan pelajaran bagi kita para pelaku atau pemilik usaha untuk bertahan dari kondisi iklim usaha yang tidak bersahabat. Ketika cuaca dan iklim usaha sangat buruk, dengan sumber-sumber income menghilang, kita dihadapkan pada dua pilihan. Tetap bertahan melawan kondisi ekstrim hingga habis energi kita atau kita adaptasi bermigrasi sementara ke tempat lain yang lebih hangat, nyaman, dan banyak sumber income guna menjamin kelangsungan bisnis kita seperti para burung migran menempuh perjalanan panjangnya. 

Tentu saja dibutuhkan keyakinan dan kemampuan untuk mencontoh burung-burung migran tersebut. Sudahkah kita melatih dan melengkapi kemampuan navigasi usaha kita untuk terbang jauh menuju area yang lebih nyaman seperti burung-burung tersebut? Apakah kita sudah punya keyakinan kemampuan diri, seperti sayap-sayap kuat terlatih burung-burung migran untuk melintasi samudera dan benua? 

Melawan kondisi yang di luar batas kemampuan barangkali adalah tindakan sia-sia. Barangkali kita diminta untuk bersabar menghindari sejenak kondisi tersebut, hingga kondisi membaik dan kembali dengan energi baru dengan bekal lebih baik. Menghindari bukan berarti menghilang atau musnah. Menghindar membutuhkan kemampuan dan ketangguhan diri yang baik. Menghindar bukan membuang dan meninggalkan apa yang kita punya. Menghindar membutuhkan belajar banyak hal agar mampu sampai dan adaptasi di tempat baru yang dituju dengan selamat. Seperti para burung migran melatih otot sayapnya untuk menyiapkan perjalanan panjangnya. 

Pandemi, perubahan tatanan berusaha, resesi ekonomi yang mengakibatkan ketidakpastian iklim usaha membukakan mata kita bahwa iklim sedang berganti. Ya.. iklim dan cuaca buruk yang barangkali mengharuskan kita harus menahan laju usaha kita agar tidak makin terpuruk dalam diam. Diam di tempat dan bertahan menghabiskan persediaan barangkali bukan langkah bijak. Ada banyak peluang di tempat atau bidang lain yang sedang tumbuh. Menang tidak mudah untuk meraihnya, tapi sangat bisa untuk diraih. Seperti burung-burung migran terbang mencapai tujuan di tempat yang lebih hangat mengumpulkan makanan dan berkembang biak. Dibutuhkan kemampuan lebih dan percaya diri yang kuat. Menguatkan kompetensi yang sudah ada guna menciptakan nilai-nilai baru adalah syarat mutlak untuk bertahan. 

Kita tidak akan tahu sampai kapan cuaca dan iklim buruk ini akan berlangsung. Hanya saja akan ada peluang dan tantangan di tempat lain. Kita optimis cuaca dan iklim usaha akan berganti menjadi lebih hangat. Latih dan siapkan navigasi unit usaha dengan baik. Latih otot dan kecerdasan unit usaha kita untuk siap menerima peluang dan kesempatan berkembang. 

Berdiam diri, menyalahkan keadaan dan pihak lain hanya akan menghasilkan aura negatif yang menguras energi. Barangkali kita tidak akan melihat burung-burung migran lagi karena punah ketika mereka hanya berdiam diri di sarangnya melawan cuaca ekstrim panjang yang menghabiskan cadangan makanan dan akhirnya mati di sarang.

Adaptasi dari unit usaha bukan menyangkut ukuran besar kecil dari unit usaha untuk bertahan dan tumbuh. Semua ukuran unit usaha bisa melakukannya dengan sama baiknya. Seperti halnya burung-burung di Pamurbaya, ada burung migran besar dan kecil dalam habitat lahan basah pantai. Cerek-pasir Mongolia (Charadrius mongolus) adalah salah satu burung migran kecil yang habitat aslinya jauh di belahan bumi utara mampu terbang hingga Pamurbaya untuk beradaptasi dan berkompromi dengan keadaan. Kita pun unit usaha kecil pasti bisa berkompromi dan adaptasi dengan kondisi dunia usaha yang ada saat ini untuk terus tumbuh dan berkembang. Pilihan di tangan kita, hidup berkembang seperti si mungil Cerek-pasir Mongolia atau tersingkir segera punah! (irw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *