3H DALAM SECANGKIR SINGLE ORIGIN DI ANOMALI COFFEE

Penulis : Cak Ketua Jatim

Menikmati single origin di Anomali Coffee, Kota Makassar

Dua minggu yang lalu saya ke Makassar untuk memandu acara diskusi tentang Urban Geology bersama Walikota Makassar, Bapak Muhammad Ramdhan Pomanto, serta dua kolega baik saya Direktur ESRI Indonesia untuk wilayah timur Bapak Wahyu Eko Adi Saputro dan  senior geolog ahli geologi teknik Bapak Imam A. Sadisun. Tema yang sedang hangat di tengah kebutuhan pemanfaatan dan pengelolaan ruang bawah permukaan kota yang kedepan akan menjadi kebutuhan bagi kota-kota besar di Indonesia. Saya tidak akan membahas urban geologi lebih lanjut dalam tulisan ini. Namun saya akan menyampaikan oleh-oleh hasil diskusi dengan kawan-kawan baik saya di Makassar. 

Berkunjung ke kota terbesar di Indonesia Timur ini tentu mengingatkan saya pada sahabat-sahabat seprofesi di Inkindo. Saya mencoba untuk menghubungi dan bertemu dengan Ketua Inkindo Sulsel “Bro Satriya Madjid”, tokoh muda energik dengan jejaring yang luar biasa.

Dari Hotel Claro Makassar tempat saya memandu diskusi, bersama Ketua Satria saya menuju Anomali Coffee. Ternyata disana saya dipertemukan dengan Sang Maestro Anomali Coffee sekaligus tokoh senior Inkindo yang selama ini sudah saya anggap sebagai guru. Beliau adalah Bapak Leonardo Hehanussa atau lebih akrabnya saya memanggil Om Leo.  

Sambutan hangat dengan senyum beliau tidak pernah berubah setiap kami bertemu. 

Kehangatan kami di mulai dengan diskusi mengenai kopi. Sangat menarik berbicara perkopian di nusantara.  Sangat banyak varian kopi Nusantara. 

Om Leo sebagai bagian pelaku industri kopi mengatakan keragaman kopi nusantara tidak terlepas dari beragamnya jenis soil dengan kandungan mineral yang berbeda-beda. Kondisi alamiah yang menyebabkan kopi-kopi Nusantara mempunyai karakter khas baik jenis atau cita rasanya. Tidak kalah dengan kopi dari Afrika dan Amerika Selatan. 

Pikiran saya langsung tertuju pada betapa kayanya negeri ini dengan Ring of Fire-nya. Rangkaian gunung api aktif dan hibernasi yang mengikat Nusantara dari ujung Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan sekitarnya, Sulawesi hingga Sangihe Talaud. 

Rangkaian gunung api yang kaya akan keragaman mineral yang tentu saja menjadi unsur pengkaya variasi kopi nusantara. Dari varian Gayo, Sidikalang, Solok, Kerinci, Lampung, Malabar, Papandayan, Temanggung, Ijen, Raung, Kintamani, Bajawa, Rarobang, Toraja, Kalosi, Minahasa mewakili sebagian kopi Nusantara dengan cita rasa khas yang semuanya berada di Ring of Fire.

Sayapun sempat bersama-sama menikmati racikan single origin kopi Gunung Sindur dan Malabar yang diproses dengan kecermatan tinggi oleh barista Anomali Coffee yang sangat terampil. Om Leo mengatakan coffee bukan sekedar menyajikan segelas kopi. Tetapi melayani dan membangun thrust dari loyalitas pelanggan. Terus terang saya merasakan atmosfer yang berbeda saat menikmati bersama kopi bersama kawan-kawan baik saya ini. 

Om Leo dengan sangat antusias dan mendalam menyampaikan bagaimana proses Anomali Coffee mendapatkan biji kopi hingga sampai dinikmati pelanggan. Menjamin kualitas biji kopi terbaik langsung dari petani dengan penanganan yang cermat. 

Saya tertarik dengan proses roasting di Anomali Coffee yang dilakukan dengan sangat memperhatikan jenis dan karakter biji kopi. Roasting membutuhkan kecermatan, ketelitian dan kepekaan yang tinggi untuk menghasilkan olahan biji kopi terbaik. Kopi dengan varian tertentu membutuhkan sentuhan roasting tertentu pula untuk mengeluarkan kekuatan cita rasa khasnya. Kecermatan perhitungan matematis menyangkut variabel waktu dan temperatur, perubahan warna, serta taste aroma menjadi kunci untuk menjaga kualitas kopi bagi kepuasan pelanggan. 

Kualitas kopi harus tetap terjaga saat proses penyajian. Proses penyajian oleh barista menjadi secangkir kopi sangat menentukan bagaimana cita rasa kopi dapat dieksplore dan dinikmati tanpa menghilangkan keunikan.

Saya dapat menangkap betapa rumitnya menjaga trust pelanggan. Bisa saya katakan “A trust is the most precious assets in Anomali Coffee”. Dalam secangkir kopi di Anomali Coffe setidaknya ada tiga hal yang bisa saya catat.

Pertama adalah Critical Thinking, bagaimana melakukan observasi untuk memahami karakteristik bijih kopi sehingga dapat disimpulkan bagaimana menginovasi proses terbaik untuk mengeluarkan keunikan dan kekuatan kopi hingga dinikmati pelanggan. 

Kedua adalah Follow Your Heart. Memproses hingga menyajikan secangkir kopi harus menggunakan dan mendengar kata hati, demikian apa yang saya tangkap dari perkataan Om Leo. Secangkir kopi istimewa hanya bisa disajikan barista ketika dilakukan dengan melibatkan sentuhan hati. Sayapun mendapat penjelasan proses penyajian kopi dari barista dengan keramahannya. Membuat saya seakan terlibat langsung mengikuti  proses penyiapan kopi pesanan kami. Dialog sebagai bentuk customer engagement yang luar biasa.

Ketiga adalah Skillful Hand. Tangan-tangan barista terlatih dan terampil menjadi jaminan atas konsistensi terhadap kualitas dan cita rasa kopi bagi pelanggan dari waktu ke waktu untuk tetap kembali. 

Tidak terasa diskusi kami dengan Om Leo dan kawan-kawan Inkindo Sulsel cukup dalam mengupas komoditi kopi hingga filosofi dari secangkir kopi. Setidaknya ada beberapa hal menarik bisa saya catat. Kopi nusantara telah menjadi tuan rumah di negeri kita ini. Kopi telah menjadi Industri. Banyak rantai pasok dalam industri kopi. Industri kopi telah menyerap dan membuka kesempatan kerja dan menciptakan “profesi baru”.

Proses penyajian kopi di Anomali Coffee mengajarkan kita tiga hal dalam menciptakan layanan yang luar biasa dan melekat di benak pelanggan. Critical Thinking (Head), Follow Your Heart (Heart), dan Skillful Hand (Hand), 3H yang membuat anda semua harus meluangkan ke Anomali coffee saat anda singgah atau berkunjung di Makassar. 

Tidak terasa hampir tiga jam saya menimba ilmu ke Om Leo serta diskusi bersama kawan-kawan di Makassar dan saya harus segera menuju bandara untuk kembali ke Surabaya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *