MENGHACK BARRIER ENTREPRENEUR PEMULA

Entrepreneurs Talk

Selalu ada yang menarik dalam setiap berbicara didepan para anak muda dengan segenap semangat untuk merintis peluang usaha. Minggu 1 September 2019 saya sebagai salah satu pembicara di depan para mahasiswa dan beberapa fresh graduate dalam acara Entrepreneurs Talk di JEC Jogja Expo Center, sebuah acara yang digagas untuk membangkitkan semangat wiraswasta bagi para mahasiswa atau lulusan baru terkait dengan bidang kebumian atau sumberdaya alam.

Unique Selling Point

Salah satu pertanyaan dan diskusi selalu muncul dalam diskusi seperti ini adalah bagaimana untuk menemukan Unique Selling Point
(USP) yang bisa menjadi pembeda bagi pelaku usaha baru agar bisa eksis.
Mahasiswa atau lulusan baru seringkali tidak bisa keluar dari belenggu
kurikulum perkuliahan yang seharusnya membebaskan mahasiswa atau lulusan
baru untuk menemukan keunikan dirinya berdasar atas pembelajaran
dibangku pendidikan tinggi serta passion yang dipunyainya. Tantangan
inilah sebenarnya yang dihadapi dunia kampus ketika mendorong lulusannya
untuk terjun dalam dunia entrepreneurship. Kurikulum yang tidak
membebaskan atau kegagalan lulusan baru menemukan dirinya menjadikan
kegamangan ketika mereka memulai atau akan menekuni dunia
entrepreneurship baik ketika masih menjadi mahasiswa ataupun setelah
lulus perkuliahan. Untuk membuat beda atau unik maka cara paling
sederhana adalah “Be the first” and/or “Do the best”. Entrepreneurship adalah perihal terkait dengan menciptakan opportunities
(peluang) dan mengkonversikannya menjadi value bagi konsumen,
perusahaan dan masyarakat. Untuk menciptakan peluang anda bisa menjadi
yang pertama atau menjadi yang terbaik dan akan menjadi lebih baik jika
melakukan keduanya.

Prinsip Pareto

Dalam dunia bisnis apapun, pendekatan pareto masih relevan digunakan
untuk membaca fenomena yang ada. Pendekatan Pareto atau hukum 80/20
mengisyaratkan dalam banyak kejadian 80% dari akibat yang ada
ditimbulkan oleh 20% dari faktor penyebabnya. Seringkali implikasi dalam
bisnis bisa berkembang menjadi hukum 90/10 atau lebih besar lagi angka
perbandingannya jika terjadi sebuah kondisi makin mendekat monopoli.
Bisa dimaknai bahwa kurang lebih dalam bisnis apapun, 90% omset dari
peredaran bisnis tertentu tersebut hanya dikuasai oleh 10% dari pelaku
usaha dalam bisnis tersebut. Serta bisa dikatakan sebaliknya bahwa 10%
omset dari peredaran dalam bisnis tersebut diperebutkan oleh 90% dari
total pelaku usaha yang ada dalam bisnis tersebut.

Sekarang apa implikasi terhadap bisnis yang kita jalankan.
Pertanyaannya adalah “Apakah kita berdiri pada lingkaran di kelompok 90%
pelaku atau di kelompok yang 10% persen pelaku”. Kalau anda bukan
“siapa-siapa” dan bukan “apa-apa” maka kemungkinan paling besar anda
akan berdiri di kelompok yang 90% pelaku yang memperebutkan 10% dari
total omset yang ada. Anda akan menghadapi banyak tantangan dan
kendala-kendala ketika kita berada pada kelompok 90% pelaku usaha. Tentu
bahasa dan perilaku dari kedua kelompok tersebut berbeda, terutama
dalam melihat aspek bisnis yang ada dan cara menjalankan bisnisnya.

Bagi kita semua yang memulai sebagai entrepreneur kita akan
dihadapkan hal-hal seperti itu. Jangan surut langkah ketika anda tahu
bahwa keberadaan anda pada kelompok 90% pelaku, hal yang wajar terjadi
bagi kebanyakan orang dan entrepreneur baru. Anda tidak perlu cemas,
kabar baiknya adalah “Selalu ada jalan dan harapan bagi semua orang yang
mau berusaha dan berdoa”. Demikian juga dengan anda. Anda harus
memahami bagaimana cara kelompok 10% itu menjalankan bisnisnya dan
bagaimana cara berperilaku dalam berbagai aspek bisnisnya. Agar anda
diterima dan masuk dalam kelompok mereka maka anda harus mempunyai
frekuensi gelombang yang sama atau sejalan. Kalau sudah demikian apa
ada garansi anda diterima masuk dalam kelompok 10% tersebut? Belum
tentu! Mereka ini kelompok yang cenderung akan mempertahankan kestabilan
lingkungan bisnis yang ada dalam kelompok 10%, termasuk resistensi
kepada pelaku bisnis yang berasal dari kelompok 90% yang akan masuk atau
mengganggu keseimbangan di dalam kelompok 10% tersebut. Ketika anda
mencoba masuk kelompok tersebut bisa jadi anda akan menjumpai barrier
yang menghadang di depan anda. Barrier ini bisa sangat kokoh sehingga
ketika anda mencoba akan masuk maka anda bisa saja terpental menjauh dan
tetap di kelompok 90%.

Untuk menerobos barrier tersebut anda butuh seni dan strategi. Anda akan menguras energi dan sumberdaya ketika anda mencoba menabrak barrier tersebut,
bisa jadi selain anda terpental jauh ke belakang, anda juga akan
berdarah-darah. Seringkali cara itu diambil para entrepreneur pemula
dengan tidak sadar. Akibatnya tentu saja jatuh bangun dan
berdarah-darah hingga angkat tangan. Cara mudah untuk masuk ke dalam
kelompok tersebut adalah anda meminta bantuan orang yang sudah berada di
dalam kelompok 10% tersebut untuk menarik dari dalam dan syukur-syukur
orang yang anda mintai tolong tersebut juga dengan suka rela membukakan
pintu barrier tersebut dengan anak kunci yang dimilikinya.
Sehingga anda dengan sedikit energi bisa masuk dalam kelompok 10%
tersebut dengan aman dan diterima oleh anggota kelompok 10% tersebut.

Tentunya anda akan dibantu masuk kedalam anggota kelompok 10% oleh
oknum yang ada dalam kelompok 10% tersebut jika syaratnya terpenuhi,
yaitu anda mempunyai Unique Selling Point (USB) yang memang ada
ceruk pasarnya. USP inilah yang membuat anda berbeda dari para anggota
kelompok 90% dan akan menarik perhatian dari kelompok 10%. Hal yang
sangat diharapkan adalah anda bisa mendapatkan coach dari anggota
kelompok 10% tersebut sekaligus menarik anda ke dalam lingkaran 10%
tersebut. Dalam kondisi ini anda akan mendapatkan coach istimewa
sekaligus pelindung dan pendukung usaha anda dari ancaman superioritas
kelompok 10% guna menjamin untuk tumbuh ke dalam pasar yang lebih baik
dan lebih luas.

Kembali lagi bahwa apakah kita sudah mempunyai Unique Selling Point
terkait dengan bisnis yang kita kembangkan dan di posisi manakah saat
ini kita berada? Apakah di posisi kelompok 90% atau 10%? Kalau anda
berada pada kelompok 90% sudahkan anda mempelajari perilaku dan
bagaimana para anggota kelompok 10% tersebut menjalankan bisnisnya serta
sudahkan anda mendapatkan coach atau teman yang dengan
sukarela akan menarik dan meminjamkan kunci akses kepada anda secara
sukarela untuk masuk ke dalam kelompok 10%?. Bagi teman-teman muda yang
sedang merintis entrepreneur, silahkan untuk merenungkan dengan
kejernihan berpikir dan segera ambil langkah serta jangan terlalu banyak
berpikir dan tidak berbuat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *