BIM+GIS = DIGITAL TWIN MODEL BIDANG KONSTRUKSI

Penulis : Irwan Susilo, Sekretraris DPP INKINDO Jatim

Keterkaitan BIM dan GIS

Digitalisasi bidang konstruksi pelan namun pasti menjadi kebutuhan pada saat ini. Pembangunan infrastruktur tidak hanya membangun fisik bangunan saja namun juga membangun data digital yang terkait dengan bangunan itu sendiri. Saat ini data digital bangunan merupakan satu kesatuan dengan produk fisik konstruksi.

Data digital bangunan dibangun sejak saat perencanaan, saat konstruksi hingga masa operasionalnya. Smart design dibangun agar mampu memberikan efisiensi, peningkatan value bangunan dan tentu keselamatan serta keselamatan pada saat konstruksi dan operasionalnya.

Buildings Information Modelling (BIM) merupakan pendekatan manajemen data konstruksi untuk pengumpulan data, mendukung proses kreasi, evaluasi dan monitoring serta berbagi data dan kolaborasi lintas bagian dalam sebuah proyek konstruksi. Target penerapan BIM adalah meningkatnya efisiensi, produktivitas dan faktor keselamatan pada saat pra konstruksi hingga operational. Pemerintah melalui kementerian PUPR telah mewajibkan penggunaan BIM dalam skala bangunan tertentu. BIM merupakan perangkat untuk mewujudkan digitalisasi konstruksi yang berkelanjutan.

Produk perencanaan konstruksi bukanlah produk yang berdiri sendiri. Kontek ruang dalam desain konstruksi merupakan unsur penting bangunan. Bangunan yang dibangun semestinya harus selaras dengan lingkungan fisik alamiahnya. Kontek ruang sebuah desain konstruksi mencakup infrastruktur eksisting, aspek fisik lingkungan, sosial ekonomi masyarakat, dan aspek keruangan lainnya.

Geographic Information System (GIS) merupakan perangkat yang baik untuk menampung, menganalisis, menyajikan data dan informasi terkait kontek keruangan pada lokasi tapak rencana konstruksi. Informasi keruangan menyangkut kondisi tanah, geoteknik, hidrologi, kelerengan dan elevasi, keberadaan infrastruktur eksisting, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kondisi lingkungan lain menjadi unsur penting dalam desain guna meminimalisasi pemborosan dalam proses desain yang berkelanjutan.

Dukungan teknologi dan konektivitas jaringan yang dari semakin baik dari waktu ke waktu menjadikan digitalisasi konstruksi semakin berkembang dan dibutuhkan. Hal itu untuk menjawab kebutuhan di bidang konstruksi yang berkembang cepat, semakin besar dan semakin komplek sesuai dengan perkembangan peradapan.

Perkembangan BIM dan GIS

BIM dibangun mencakup data fisik, aspek manajemen pelaksanaan, aspek kuantitas dan biaya, keberlanjutan konstruksi, aspek pemanfaatan dan pemeliharaan. CAD sebagai perangkat umum desain model 2D dan 3D terintegrasi dengan pendekatan data unsur manajemen proyek menjadi perangkat BIM yang berfungsi untuk pengelolaan penggunaan sumber daya, optimalisasi alur kerja, dan fungsi kolaborasi antar bagian proyek konstruksi. BIM yang ada saat ini dasarnya merupakan perkembangan model detail 2D dan 3D yg ada sebelumnya.

Sebaliknya dengan GIS, model dalam GIS pada awalnya diikat pada skala global (skala kecil) dengan ketelitian rendah. Tentunya kedetailan data pada awalnya cenderung rendah karena keterbatasan keberadaan peta dasar detail yang ada. Sejalan dengan perkembangan teknologi pengambilan data, sumber data dan informasi pada GIS berkembang menjadi lebih detail. Bahkan pada saat ini GIS juga sering menggunakan sumber data CAD yang sifatnya detail (skala besar). Saat ini GIS juga banyak mendukung data dalam skala detail dalam Design Engineering Detail (DED) khususnya mendukung analisis informasi spasialnya.

Integrasi BIM+GIS

Integrasi BIM+GIS

Integrasi BIM dan GIS akan menjadi pendekatan yang menarik dalam penanganan permasalahan global saat saat ini seperti perubahan iklim, urbanisasi dan ledakan jumlah penduduk, serta pandemi global. BIM memberikan ruang akselerasi pelaksanaan proyek konstruksi menjadi lebih baik, serta improvisasi operasional dan pemeliharaan. Sedangkan GIS memberikan kontek pemahaman yang lebih baik antara obyek konstruksi dengan lokasi dan lingkungan alamiahnya.

Digital Twin Model

Kedepan digitalisasi di bidang konstruksi akan semakin masive dan menyentuh banyak aspek. Integrasi BIM+GIS akan menghadirkan pendekatan baru dalam bidang operasional dan pemeliharaan infrastruktur. BIM+GIS didukung teknologi 5G yang memberikan peluang koneksi data yang tinggi akan menjadi dashboard dalam operasional pengelolaan aset infrastruktur.

Teknologi 5G akan meningkatkan pemanfaatan sensor-sensor sebagai perangkat intelijen terkait dengan performance dan kondisi bangunan serta lingkungannya. Pengiriman informasi parameter-parameter dari sensor terpasang di bangunan infrastruktur ke dashboard BIM+GIS akan diolah secara real time menjadi data untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan menyangkut pemanfaatan, pemeliharaan serta keselamatan bangunan dan penggunanya. Dashboard akan menampilkan informasi parameter model yang dibangun (BIM+GIS) sesuai kondisi lapangan. Inilah era Digital Twin Model dibidang konstruksi yang sebentar akan familiar dengan kita.

Hadirnya teknologi 5G, Sensor, IoT (Internet of Think) akan mendorong percepatan pemanfaatan Digital Twin Model. Kondisi new normal pasca meledaknya COVID-19, diperkirakan juga mendorong pemanfaatan Digital Twin Model guna mengurangi interaksi langsung antar manusia di masa depan.

Bagi anda para pelaku bidang konstruksi dan pengembang teknologi informasi, Digital Twin Model di bidang konstruksi ini layak anda pertimbangan peluang dan tantangannya. (irw/0520)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *