Tantangan Organisasi Dalam Menghadapi Digital Era

Siapapun anda dalam usaha bisnis atau organisasi apapun saat ini mau tidak mau, senang tidak senang akan dihadapkan pada fenomena perubahan tatanan bisnis dan peradapan yang jauh berbeda dengan kondisi 5 – 10 tahun sebelumya. Fenomena perubahan tersebut baik sadar ataupun tidak sadar telah berlangsung tidak jauh hadir di sekeliling kita. Sebuah gejala global yang masuk hingga ke dalam sendi-sendi kehidupan kita. Era dimana jarak tidak menjadi hambatan, informasi bisa datang dari arah manapun, konektifitas tidak hanya sebatas antar manusia, data menjadi aset paling berharga bagi perusahaan atau organisasi yang bisa jadi bernilai melebihi seluruh aset fisik yang ada dari perusahaan atau organisasi, konsumen adalah penentu utama kebijakan perusahaan, asimetrik marketing merubah tatanan konvensional marketing yang sudah ada, pendidikan bisa diperoleh kapanpun dan dimanapun oleh siapapun memaksa perguruan tinggi dan universitas untuk mereposisi peran dan fungsinya agar tidak hilang, dan yang tidak kita sadari saat ini bahwa dunia hanya selebar layar smartphone saja. Peradapan digital dalam era Revolusi Industri 4.0 telah hadir. Peradaban sebagai era produktifitas manusia dengan menekankan pada koneksi antara manusia – mekanik – dan sistem pengambilan keputusan yang didasarkan pada kecerdasan buatan melalui dukungan internet atau teknologi komunikasi lainnya untuk mendapatkan efektifitas yang sebesar-besarnya. Telah hadir saat ini dan kedepan era produktifitas manusia (human productivity) sebagai bagian dari peradapan.

Unit bisnis atau organisasi dihadapkan pada perubahan tatanan yang sangat cepat baik menyangkut perubahan tatanan nilai sosial kemasyarakatan atau peradapan, perubahan lanskap bisnis, perubahan regulasi baik tingkat lokal, nasional, hingga global, perubahan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan iklim dunia hadir sebagai tantangan dan peluang untuk kehidupan yang lebih baik.

Selain kemampuan adaptasi yang baik terhadap perubahan yang ada unit bisnis atau organisasi harus mampu melakukan kerjasama (Networking/Economic sharing/Collaboration ) guna mendorong unit usaha atau gerak organisasi lebih efektif dan efisien. Biaya koneksi internet yang makin murah dan makin cepat mendorong orang untuk bertukar sumberdaya dengan lebih mudah, cepat dan murah. Kompetensi dan spesalisasi menjadi kata kunci dalam model kolaborasi dan ekonomi berbagi. Model unit bisnis atau organisasi yang bersifat konvensional akan sangat berat berjalan karena menanggung sendiri seluruh biaya produksi dan operasional secara penuh. Sangat berbeda dalam model kolaborasi dan ekonomi berbagi yang mengedepankan kontribusi sesuai dengan peran dan fungsinya, sehingga efisien di produksi dan operasional. Unit bisnis atau organisasi moderen dituntut untuk mampu melakukan kolaborasi ataupun berbagi kontribusi dalam rangka mencapai misi dan tujuannya. Kemampuan networking diperlukan untuk mendapatkan mitra bisnis atau organisasi yang saling komplementer atau menguatkan satu sama lainnya. Kolaborasi unit usaha atau organisasi dengan mitra/vendor, konsumen, dan stakeholder menjadi kunci sukses unit bisnis atau organisasi ke depan.

Selain kemampuan adaptasi dan networking yang baik unit bisnis atau organisasi harus belajar dari masa lalu untuk tetap mampu bertahan dan tumbuh dalam setiap perubahan peradapan. Beberapa unit bisnis atau organisasi yang pada masa lalu berjaya mengalami kebangkrutan dikarenakan kegagalan dalam beradaptasi terhadap perubahan yang ada serta kegagalan dalam mencipkatan efisiensi dan efektifitas. Hampir semua kegagalan beradaptasi dimulai dari kegagalan dalam pengembangan kapasitas dan kemampuan sumberdaya manusia. Unit bisnis atau organisasi gagal melakukan transformasi value dan kultur unit bisnis atau organisasi terhadap perubahan tatahan peradapan yang ada.

Kemampuan beradaptasi unit bisnis atau organisasi dalam perubahan peradapan digital pada era revolusi industri 4.0 bukan sepenuhnya menyangkut penerapan aplikasi teknologi terbaru tetapi lebih pada pemahaman paradigma baru, pemahan cara berpikir baru dan pengetahuan baru dalam membangun konektifitas, efektifitas dan efisiensi guna menghasilkan produktifitas yang tinggi dengan tetap memberikan ruang keberlanjutan bagi kehidupan dan lingkungan. Sudah siapkah unit usaha atau organisasi anda beradaptasi pada kondisi yang baru yang saat ini sedang berlangsung? Petakan sampai dimana kesiapan anda. Selamat memasuki era produktifitas manusia. (Irw/122018)

*) Penulis :

Irwan Susilo, Sekretaris Dewan Pengurus Propinsi, Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO ), JAWA TIMUR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *