Pengangguran Itu Kalau Ditekuni Lumayan Juga

Tergelitik meminjam istilah teman SMP saya untuk judul tulisan saya kali ini. Yuniawan EP demikian nama kawan baik saya tersebut, tinggal di Jogyakarta. Sebuah paradok yang menggambarkan kondisi yang sering kita lupakan bahwa kadang kita terjebak dalam beban pekerjaan kita yang berlebihan, kita terjebak dalam rutinitas super sibuk kita, kita terjebak dalam urusan bisnis kita yang silih berganti, kita sibuk mengejar target capaian yang harus dipenuhi dalam kurun waktu tertentu, atau kita sangat sibuk dengan tanggung jawab kita dalam level apapun baik dalam urusan bisnis perusahaan, organisasi atau asosiasi lainnya.

Oleh kebanyakan orang menjadi pengangguran memberikan stigma negatif. Dan memang demikian adanya orang akan menghindari pengangguran agar tidak dicap sebagai beban dan sampah masyarakat. Karena adanya alasan-alasan tersebut kita lupa bahwa ada sisi lain yang ternyata banyak dibaikan para pemimpin bisnis atau organisasi dalam level apapun. Menariknya “pengangguran” itu sendiri telah dilupakan untuk dilirik apa lagi ditekuni menjadi sebuah rutinitas yang tentu saja lumayan hasilnya setidaknya menurut kawan baik saya tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengganggur sendiri berarti tidak melakukan apa-apa, sedangkan pengangguran adalah orangnya. Tentu saja dalam hal ini saya tidak akan memperdebatkan arti dari kata-kata tersebut. Namun saya akan lebih menekankan pada kondisi paradok dari “pengangguran” tersebut. Yaitu kondisi manakala anda harus sudah mulai berpikir untuk melirik pengangguran tersebut sebagai bagian dari cara anda untuk meningkatkan efektifitas dan produktifitas baik dalam konteks unit bisnis, atau organisasi. Kapan anda harus melirik bahkan harus menekuni pengangguran tersebut sebagai bagian untuk menciptakan produktifitas, efisiensi dan tentunya juga untuk pengembangan diri anda ke arah yang lebih baik? Tentu saja anda harus melihat ke belakang apa yang sudah anda lakukan dan bagaimana dengan hasil yang telah anda peroleh. Ketika anda sudah merasakan anda terlalu sibuk dan hasil yang terukur tidak sebanding dengan kesibukan yang anda lakukan, maka pada saat itulah bisa jadi anda harus mulai melirik dan menekuni “pengangguran”. Tentunya saya menyarankan “pengangguran” yang ditekuni secara serius. Harapannya tentu akan memberikan hasil yang lumayan tersebut.

Sekarang mari kita cek dan ricek kondisi kita, apakah kita sudah relevan untuk juga menekuni pengangguran tersebut. Sebagai penanggung jawab unit bisnis atau organisasi, kita akan mendapatkan tugas dan tanggung jawab melekat. Tentu saja kita juga dihadapkan pada target-target terukur. Semisal KPI (key performance indikator) yang sengaja dipasang untuk mengukur kinerja sebagaimana dalam organisasi-organisasi modern.

Demikian pula sebagai top leader ataupun sebagai pribadi, kita sering dihadapkan pada urusan-urusan yang silih berganti, baik urusan yang bersifat rutin, ataupun urusan-urusan baru yang tiba-tiba muncul sebagai sebuah tantangan dan peluang baru. Sewaktu unit bisnis atau organisasi belum berkembang, pada umumnya kesibukan akan tertangani dengan baik karena jumlahnya juga sedikit dan biasanya permasalahan yang ada juga relatif sederhana. Manakala organisasi atau unit bisnis sudah berkembang, maka kesibukan juga akan semakin meningkat dan urusan bisnispun semakin rumit dan beragam. Manakala omset atau lingkup layanan unit bisnis atau organisasi semakin besar tentu segala urusan dan permasalahan yang timbul juga akan meningkat. Kita akan disibukkan dengan segala urusan yang silih berganti. Bersyukurlah kalau urusan yang semakin banyak tersebut tidak disertai dengan permasalahan – permasalahan atau perselisihan perkara yang muncul. Jika urusan yang semakin meningkat dan menyita banyak waktu tersebut disertai dengan peningkatan permasalahan yang ada tentu akan semakin membikin pusing dan menghabiskan tenaga kita.

Jika anda sedang mengalami peningkatan aktifitas yang sangat tinggi, anda perlu segera untuk melihat dashboard unit bisnis atau organisasi anda. Segeralah untuk melakukan cek dan teliti bagaimana hubungan antara omset, profit dan beban urusan yang anda hadapi sebelum terlambat. Ibarat dokter anda harus mendiagnosa kesehatan unit bisnis anda. Bisa jadi anda sedang mengalami lompatan omset yang pada umumnya juga terjadi peningkatan aktifitas yang luar biasa, yang bisa jadi tanpa disadari 24/7 hari/pekan waktu anda bisa dikatakan habis urusan unit bisnis anda tersebut. Tentunya kalau sudah demikian anda akan semakin kehilangan waktu untuk keluarga, hilang waktu untuk aktifitas sosial di lingkungan tempat tinggal anda, hilang waktu untuk hobi-hobi anda dan kehilangan kesempatan lainnya. Sebelum terlambat coba cek juga bagaimana korelasi antara omset dengan profit unit bisnis anda. Apakah peningkatan kesibukan yang luar biasa tersebut berkorelasi juga dengan profit unit bisnis atau usaha anda juga?

Bisa jadi anda menjadi sangat sibuk atau super sibuk dengan unit bisnis atau organisasi anda.  Kadangkala peningkatan omset tidak sebanding dengan profit yang anda peroleh jika dibanding dengan pada saat organisasi atau unit bisnis saat masih kecil atau belum berkembang secara omset. Bahkan bisa jadi prosentase (%) profit turun jauh jika dibanding pada saat unit bisnis atau organisasi masih kecil, walau secara jumlah perolehan meningkat. Dalam kondisi ini tentu saja ada kondisi yang tidak tepat dengan unit bisnis atau organisasi anda. Banyak hal yang tidak efisien dan banyak permasalahan baru timbul saat omset berkembang lebih besar.

Ketika unit bisnis anda semakin sibuk semestinya omset semakin besar, jumlah profit semakin besar jika dianggap prosentase profit minimal tetap dari sebelumnya. Dalam kondisi seperti ini, semestinya anda  semakin banyak waktu luang untuk berpikir hal yang lain, bisa menjalankan fungsi keluarga dengan baik, lebih longgar untuk beraktifitas sosial kemasyarakatan, atau menjalankan hobi-hobi anda yang anda senangi dan tekuni, anda banyak waktu luang untuk melakukan perjalanan menikmati dan menyerap pengalaman dan dari setiap tempat yang anda singgahi serta kelonggaran lainnya untuk meningkatkan kapasitas anda.

Namun jika kondisi sebaliknya yaitu  justru anda kehilangan banyak waktu untuk keluarga, anda dipusingkan dengan urusan kantor dan anak buah anda, anda dihadapkan pada komplain dari relasi anda, anda merasa tertekan dengan urusan kantor yang membebani anda dan anda juga kehilangan waktu pribadi anda untuk berolahraga menjaga fisik stamina dan mental spiritual anda, maka itu semua adalah indikasi bahwa ada hal mendasar yang salah dengan cara anda melihat, menyikapi dan mengelola unit bisnis atau organisasi anda. Anda sudah harus berubah ketika indikator-indikator tersebut muncul di hadapan anda. Cara lama anda dalam mengelola unit bisnis atau organisasi bisa jadi sudah tidak relevan atau tidak cocok lagi untuk saat ini. Cara pandang, cara menyikapi dan mengelola unit bisnis atau organisasi anda semestinya juga harus sudah berubah. Anda tidak mungkin lagi mengelola unit bisnis atau organisasi dengan cara lama atau sebelumnya dalam kondisi unit bisnis atau organisasi sudah berubah.

Ketika omset dan pasar sudah mengalami leverage pada tingkatan tertentu, dengan sadar anda harus juga untuk siap berubah dalam mengelola unit bisnis atau organisasi anda, jika tidak maka anda akan semakin sibuk, kehilangan waktu dan siap-siaplah akan kedatangan masalah yang sebelumnya tidak anda perkirakan.

Dalam kondisi tersebut anda harus melirik dan berpikir bahwa menjadi “pengangguran” atau katakanlah bekerja dengan sedikit waktu memang perlu untuk ditekuni dan dipelajari dengan baik. Belajarlah pada senior atau orang-orang yang telah sukses menekuni “pengangguran”. Kembali lagi saya tekankan, ketika unit bisnis atau organisasi anda dalam kondisi berkembang pesat dan anda sangat sibuk dengan segala permasalahan yang timbul, bisa jadi pada saat yang bersamaan prosentase (%) profit bisnis anda justru makin turun. Bisa jadi itulah saat yang tepat bagi anda untuk melirik dan siap menekuni sebagai “pengangguran”.

Berpikir untuk melakukan perubahan cara bekerja dan cara pandang baru pada unit bisnis membutuhkan kemauan dan kesadaran penuh. Ketika cara lama anda sudah tidak relevan lagi, anda mau tidak mau harus melirik menjadi “pengangguran” dengan sedikit beban pekerjaan namun harus tetap berada di atas proses bisnis yang sedang berjalan agar jangkauan pandangan anda lebih luas dapat menjangkau seluruh sudut gerak unit bisnis anda. Posisi anda harus selalu berada lebih banyak pada posisi on business walau kadang anda juga perlu dalam posisi in business jika dibutuhkan untuk sekedar memahami detil permasalahan yang diperlukan. Dengan demikian dalam posisi on business anda punya waktu dan kesempatan untuk melakukan pengembangan diri anda apakah menyangkut kemampuan leadership, manajerial, komunikasi, networking, marketing dan kemampuan lainnya. Anda harus melirik pengangguran agar anda punya kesempat an untuk lebih membaca buku, yaitu buka yang semua anda butuhkan untuk mendukung pengembangan kehidupan pribadi, bisnis dan sosial anda. Anda juga harus menjadi pengangguran agar bisa masuk dalam komunitas-komunitas atau forum-forum yang bisa membuat anda bisa terkoneksi dengan orang-orang yang mampu meningkatkan kapasitas pribadi anda.

Apakah anda sudah merasakan beban yang cukup berat dalam menjalankan unit bisnis atau organisasi anda? Apakah segala urusan unit bisnis atau organisasi telah menyita waktu sebagian besar anda baik waktu pribadi atau keluarga? Apakah profit unit bisnis anda tidak sebanding atau bahkan menurun dibanding dengan omset dan kesibukan yang anda lakukan. Jika jawaban itu semua “Ya”, bisa jadi anda memang harus juga segera untuk melirik sebagai “pengangguran”, dan jangan lupa jika “Pengangguran Itu Kalau Ditekuni Lumayan Juga”. Jadi bagi anda yang ingin berkembang jangan sungkan untuk menekuni “penganguran”. hehehehehe mari kita menekuni “pengangguran”. (irw/12/2018)

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *