Kain Saree, Sebuah Catatan Perjalanan

Foto di atas saya ambil di Batam 7 tahun silam, foto tersebut muncul di wall FB saya pagi ini sebagai reminder, “Maturnuwun FB atas kebaikannya mengingatkan kembali foto istimewa itu”. Itu adalah pasangan atau keluarga kecil kalau tidak salah dari India, saya simpulkan dari sekilas ciri fisik dan pakaiannya. Bisa jadi mereka bukan dari India, tetapi bisa saja berasal dari Malaysia, Singapura atau malah dari Indonesia karena memang keturunan India juga menyebar di kawasan Asia Tenggara. Gampang sekali ditebak kalau saudara kita ini dari India, merujuk pada ciri identitas pakaian khas yang dikenakan oleh sang perempuan.

Saya ambil foto itu saat sarapan pagi di salah satu hotel budget di Kota Batam, saat saya melakukan perjalanan bisnis. Entah kenapa tangan dan pikiran saya tergerak untuk menjepret dengan kamera smartphone terhadap pasangan yang duduk disebelah meja sarapan pagi saya. Impresi saya muncul dengan tiba-tiba setelah melihat pasangan ini duduk disebelah saya. Coba perhatikan perempuan yang mengenakan kain saree lengkap dengan atasan, bawahan dan selendangnya. Saya benar-benar kagum dengan bagaimana saudara kita yang berjati diri India ini tetap mengenakan busana yang mencerminkan kepribadian dan budayanya. Dan saya yakin kalau pasangan ini bukanlah pejabat yang sedang melakukan perjalanan dinas yang harus mengenakan busana nasionalnya. Apalagi ini dilakukan di luar negeri jauh dari negeri asalnya. Barangkali akan sangat wajar kalau mereka mengenakan busana tradisionalnya di negerinya sendiri, tetapi ini dilakukan di negeri bukan asalnya. Mereka menjunjung tinggi keluhuran budaya yang dimiliki dan tidak canggung untuk mengenakannya sebagai bagian dari aktifitasnya. Sungguh luar biasa penghargaan atas jati diri budaya yang saat ini terasa agak mahal menjurus langka terjadi disekitar kita dengan segala alasan yang ada.

Kemudian pikiran saya langsung mengarah pada bagaimana Negara India dengan swadesinya, berupaya dengan segala kekuatan internal yang ada bangkit menuju kondisi yang lebih baik. Swadesi adalah istilah yang dipopulerkan oleh Mohandas Karamchan Gandhi atau yang lebih populer dengan nama Mahatma Gandhi bapak pergerakan nasional India. Swadesi sering diartikan sebagai rasa bangga terhadap kemandirian bangsa sendiri. Tentunya kekuatan utama dari swadesi bangsa India ini adalah kemauan dan kemampuan untuk berdiri sendiri di atas harkat martabat budaya dan jatidiri bangsa menuju bangsa yang maju dan berkemakmuran.

Kalau saat ini India menjadi salah satu barometer teknologi dunia dengan segala kemajuannya, maka saya pribadi tidak heran dan kaget. Dengan mata kepala sendiri saya melihat betapa “berdiri dengan kaki sendiri dan harkat martabat bangsa dengan tetap memegang jatidiri bangsa yang luhur” benar-benar ditanamkan dan dipraktekkan dalam tatanan bernegara tidak hanya pada tataran elit atau seremoni saja tetapi juga pada tatahan kehidupan sehari-hari rakyatnya. Kembali lagi bangsa yang kuat adalah bangsa yang memegang teguh nilai luhur budaya bangsa sehingga tidak mudah tercerabut akar budaya dan kepribadiannya oleh gejala globalisasi, intervensi peradapan luar atau pengaruh peradaban bangsa lain.

Gambar di atas sedikit menggambarkan betapa kuatnya ciri kepribadian budaya bangsa India dalam bentuk mengenakan pakaian tradisional dalam aktifitas sehari-hari. Tidak saja menimbulkan kebanggaan dalam berbangsa dan bernegara bagi rakyatnya tetapi juga menimbulkan rasa hormat bagi bangsa lain.

Instrospeksi bagi kita sendiri dalam berbangsa dan bernegara, kecintaan dan penghargaan terhadap budaya dan bangsa Indonesia merupakan tantangan besar dalam mempertahankan aset kemandirian dan kemajuan bangsa yang tidak bisa didapatkan dari bangsa lain. Kekayaan budaya dan alam Indonesia menjadi magnet bagi bangsa lain untuk menjalin kerjasama baik dalam bidang ekonomi, budaya, pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam serta bidang lainnya. Ketahanan budaya dan jatidiri bangsa Indonesia perlu senantiasa dipupuk guna mendukung ketahanan bangsa dan memberikan kemakmuran rakyat bangsa Indonesia. Ancaman serius bangsa kita ini adalah hilangnya identitas dan budaya luhur bangsa akibat pengaruh globalisasi atau pengaruh budaya bangsa lain yang belum tentu sesuai dengan bangsa kita. Mengutip Mahatma Gandhi “A nation’s culture resides in the hearts and in the soul of its people”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *