Halal Bihalal dan Sarasehan Jasa Konstruksi DPP INKINDO Jawa Timur

DPP INKINDO Jawa Timur Gelar Halal Bihalal dan Sarasehan,
Tegaskan Komitmen terhadap Tata Kelola dan Keadilan bagi Pelaku Usaha
Konstruksi Lokal
Surabaya, 23 April 2025 - Dalam rangka mempererat
silaturahmi pasca Idul Fitri sekaligus membangun komunikasi strategis antar
pemangku kepentingan sektor konstruksi, Dewan Pengurus Provinsi (DPP) INKINDO
Jawa Timur menggelar kegiatan Halal Bihalal dan Sarasehan Jasa Konstruksi
bertempat di Hotel Grand Mirama Surabaya.
Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi
Jawa Timur, Adhy Karyono, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya
efisiensi anggaran yang tidak mengurangi pelayanan langsung kepada masyarakat.
Efisiensi dimaksud difokuskan pada pengeluaran administratif seperti biaya
rapat di luar kantor dan perjalanan dinas, sehingga anggaran dapat lebih
optimal digunakan untuk pembangunan dan layanan publik.
Ketua DPP INKINDO Jawa Timur dalam paparannya menekankan
perlunya penguatan badan usaha jasa konstruksi melalui penerapan prinsip tata
kelola yang baik, termasuk Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan Sistem Manajemen
Anti Penyuapan (SMAP). Hal ini menjadi bagian dari upaya peningkatan
profesionalisme dan daya saing badan usaha di tengah tantangan industri yang
semakin kompetitif.
Selama sesi sarasehan, peserta dari berbagai unsur
menyampaikan beragam persoalan di lapangan, antara lain mengenai amanah UU
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang belum sepenuhnya
diimplementasikan di daerah, terutama dalam hal pelindungan terhadap Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) dan pemanfaatan anggaran daerah yang berpihak pada
pelaku usaha lokal. Selain itu, sistem penetapan pemenang pengadaan jasa
konsultansi yang berbasis Nilai Pengalaman Tertinggi (NPT) juga dikritisi
karena dinilai tidak mencerminkan asas keadilan dan dapat menghambat
perkembangan penyedia jasa konstruksi baru yang potensial.
Menutup kegiatan, seluruh narasumber dalam sarasehan sepakat
bahwa masing-masing isu dan permasalahan yang diangkat perlu dibahas secara
mendalam melalui tim kecil dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD). FGD
tersebut diharapkan mampu merumuskan solusi konkret dan menjadi rekomendasi
kebijakan kepada pemerintah daerah serta lembaga terkait demi terciptanya
regulasi yang adil, efektif, dan berpihak pada pertumbuhan jasa konstruksi
nasional.
Dengan semangat kolaboratif dan komitmen terhadap
integritas, kegiatan ini menjadi langkah awal penting dalam mendorong perbaikan
sistemik di sektor jasa konstruksi Jawa Timur dan Indonesia secara umum.