KETIKA PARA RAKSASA HARUS MENIRU KECOA

Pemain besar turun ke jalan

Diskusi akhir pekan dalam grup sosmed biasanya cukup ringan. Barangkali karena secara pikiran sudah jenuh dengan rutinitas kerja seminggu.

Namun dalam postingan akhir minggu kemarin, salah satu postingan ada gambar dan komen yang menggelitik saya. Gambar pramusaji dari resto waralaba cepat saji kelas dunia seperti KFC dan Pizza Hut yang menjajakan makanan dan minumannya di pinggir jalan layaknya penjual kaki lima atau asongan. Sebenarnya fenomena ini sudah banyak diulas oleh beberapa media atau medsos beberapa waktu yang lalu sebagai sebuah cara baru untuk tetap bertahan.

Ada yang berpikir, inilah kondisi dimana para pemain besar tersebut mengalami masa tersulit dalam mempertahankan bisnis yang berdarah-darah sehingga harus “turun gunung” menjemput pelanggan di jalanan. Pada masa pandemi ini, mereka ditinggal pelanggan sehingga berat untuk menopang roda bisnisnya. Masa pandemi telah menjungkirbalikkan kondisi, menahan atau menghentikan bisnis, menghilangkan atau menurunkan pendapatan masyarakat, secara signifikan, hingga menggerogoti daya beli masyarakat. Gerai harus menjalankan pembatasan sosial dan penjualan sebatas “take away“. Inilah yang dianggap berdarah darah bagi para raksasa tersebut untuk menjalankan roda bisnisnya.

Badaipun Datang Membelenggu

Inilah keadaan yang memaksa semua harus bertindak cepat, mengambil langkah baru, beradaptasi mengikuti iklim baru. Iklim yang barangkali terlalu ekstrim dan sangat tidak bersahabat. Tidak diperlukan ratapan dan tindakan menyalahkan iklim dan cuaca di langit.

Kondisi ekstrim seperti ini sebenarnya sering terjadi di lingkungan bisnis kita. Regulasi yang tidak bersahabat, krisis global yang berpengaruh pada situasi lokal, maupun dampak kebijakan otoritas yg merugikan bisnis kita.

Dalam bisnis jasa konstruksi, badai seperti ini amat sering terjadi. Lantas apa yang bisa kerjakan menghadapi situasi iklim dan cuaca bisnis yang tidak bersahabat?

Para raksasa bisnis diatas mengajari kita bagaimana mereka harus mempertahankan bisnis dalam iklim dan cuaca yang sangat buruk. Menyalahkan keadaan dan kondisi cuaca tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan menurunkan sistem imun bisnis kita menjadi rapuh, lemah dan makin ringkih.

Para raksasa itu menunjukkan bagaimana dengan cekatan tanpa malu, tanpa mengeluh, mengubah strategi bisnis dan pemasaran dengan mendekatkan produk ke konsumen, membangun emosional dengan pelanggan, dan memperkuat strategi bisnis dalam menghadapi kondisi iklim dan cuaca yang bisa lebih buruk lagi. Iklim dan cuaca buruk biarlah berlalu, tidak selamanya musim badai. Ketahanan dan imunitas bisnis di masa sulit ini harus terus dijaga agar mampu bertahan dan melewati masa sulit.

Para raksasa tersebut telah mengajarkan cara bertahan. Bagaimana dengan bisnis kelas kecil? Cukupkah kita melihat atraksi para raksasa untuk mempertahankan hidup? Tentu saja bisnis kecil harus tetap bisa bertahan. Bisnis kecil semestinya lebih survive, lebih imun, lebih lentur, dan lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan cuaca bisnis yang ada. Namun dalam kenyataannya banyak sekali usaha kecil yang tersapu badai dan tidak mampu bertahan hidup.

Jaman Triassic – Cretaceous

Kehidupan bumi telah mengajarkan bahwa siapa yang gagal beradaptasi dengan iklim dan cuaca yang ada maka akan punah. Alkisah, mari kita belajar dari raksasa masa lalu.  Menengok 230 Juta tahun yang lalu, kira-kira Zaman Triassic, ketika kontinen bumi masih jadi satu benua yang disebut Pangea. Menurut bukti-bukti yang ada, temperatur rata-rata bumi saat itu 21°C, menjadikan bumi hangat dan dalam kondisi paling nyaman. Tumbuhan berkembang baik. Dinosaurus berkembang dengan baik sebagai raksasa penguasa bumi. Semua kebutuhan makanan dan kondisi lingkungan bumi mendukung dinosaurus berkembang tumbuh menjadi raksasa.

Kondisi kehidupan bumi mulai berubah drastis di saat akhir Zaman Cretaceous (Kapur), saat CO2 meningkat dan gejala global penurunan suhu permukaan bumi terjadi. Para raksasa dinosaurus mulai tumbang tidak bisa beradaptasi dengan kondisi iklim bumi yang ada. Alam telah memanjakan dinosaurus selama hampir 160 juta tahun dengan segala kenyamanan hingga menghilangkan insting adaptasinya. Akhirnya sang raksasa dinosaurus-pun punah 55 juta tahun yang lalu.

Pada sisi lain kecoa, binatang kecil yang mulai keberadaan di bumi lebih tua dari dinosaurus mampu melewati perubahan kondisi ekstrim bumi dengan baik hingga eksis saat ini. Kecoa adalah gambaran unit bisnis kecil yang gesit, mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada, omnivora (pemakan segala), bertahan dalam kondisi lingkungan kotor atau bersih serta mudah dan cepat berlindung dari ancaman yang ada.

Transformasi Bisnis

Barangkali para pebisnis raksasa sadar betul pada saat ini, jika harus menjalankan bisnis seperti dinosaurus maka tidak akan bisa bertahan. Mentransformasi bisnis raksasa menjadi model gaya beradaptasi kecoa akan lebih survive dalam kondisi iklim dan cuaca bisnis yang tidak menentu penuh turbulensi.

Barangkali para raksasa bisnis turun ke jalan menjemput pelanggan adalah cara menjadi kecoa untuk tetap bisa bertahan mengarungi iklim dan cuaca bisnis yang sedang tidak menentu. Menjaga kegesitan bisnis menjadi bagian untuk mampu bertahan.

Kalau para raksasa mencoba bertransformasi menjadi kecoa, bagaimana dengan bisnis anda?

Jika saat ini bisnis anda adalah raksasa, barangkali harus segera mentransformasi bisnis menjadi layaknya kecoa agar lebih gesit dan omnivore. Bisa bertahan dalam kondisi lingkungan yang bersih hingga paling jorok sekalipun.  Mampu menyelinap dan berlindung pada celah sempit dengan cepat saat kondisi cuaca dan iklim ekstrim sekalipun.

Bukan seperti dinosaurus yang besar, rakus makan enak dan lambat bergerak. Sulit berlindung dengan cepat karena badan yang besar, saat kondisi lingkungan mengancam.

Barangkali terlalu ekstrim untuk menjadi kecoa yang menang terbukti mampu bertahan di bumi sejak 300 juta tahun yang lalu. Namun barangkali itu salah satu cara terbaik yang harus anda tempuh untuk menyelamatkan bisnis anda saat ini. Selamat beradaptasi dan bertransformasi, atau punah seperti raksasa masa lalu.

One comment

  1. Tulisannya menarik.. dalam perspektif saya, terjadi kepunahan bukan sekedar karena masalah survive atau bertahan hidup.. juga tidak bisa disamakan dengan analog di Jaman Triassic – Cretaceous..dalam konteks bisnis, karakter/kultur/brand image dalam beberapa jenis usaha bisnis harus tetap dipertahankan, adaptasi diperlukan dan survive diperlukan namun tidak meninggalkan karakter tersebut. dan survive yang dimaksud bukan sekedar temporary namun menjadi suatu bagian dari Rencana yang terencana sehingga mentransformasi diri secara permanen untuk bersiap dengan segala kemungkinan kedepannya.. dijaman Triassic, Konsep kerjasama dan Akal tidak dimiliki dijaman tersebut. menurut saya diperlukan olah pikir dan kerjasama dalam komunitas bisnis yang sama, jika semula membangun kerjasamanya kurang kuat, maka diperlukan suatu bentuk kerjasama entah dalam bentuk Gentlemen Agreement, MoU, KSO dll. jika dalam hal ini dibidang Jasa Konsultansi, bagaimana INKINDO mampu mewadahi konsep kerjasama ini, yang secara intens dibahas dan dirumuskan, semisal bagaimana Anggota INKINDO jatim Mampu menjadi pemenang di Daerahnya sendiri, Bagaimana membuat suatu bentuk kerjasama sehingga melibatkan sesama anggota inkindo, bagaimana membantu anggota inkindo yang tidak mampu beradaptasi saat ini disandingkan dengan anggota inkindo yang sukses melewati pandemi ini dll dll.. SUKSES dan JAYA Selalu INKINDO dan anggotanya… Aamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *